Endpoint Privilege Management (EPM) kini menjadi salah satu pilar penting dalam strategi keamanan siber modern. Bayangkan! Bagaimana jika seorang karyawan baru di sebuah perusahaan teknologi besar tanpa sengaja menjalankan file asing menggunakan laptop kerja di hari pertamanya?
Tentu dalam hitungan menit, kejadian tersebut membuat sistem internal perusahaan disusupi, data penting bocor, dan memicu kerugian miliaran rupiah yang tak dapat terhindari. Faktanya kasus sepeti ini lebih sering terjadi dari yang kita kira.
Di balik itu semua, ternyata satu akar masalah utama yakni hak akses berlebihan di endpoint. Inilah yang menjadi alasan utama mengapa Endpoint Privilege Management (EPM) kini menjadi garda terdepan dalam dunia keamanan siber.
Apa itu Endpoint Privilege Management?
Bayangkan kantor Anda seperti sebuah gedung bertingkat tinggi. Tidak semua orang seharusnya bisa mengakses setiap ruangan. Tukang bersih-bersih tidak perlu masuk ruang server. Staf marketing tidak harus punya akses ke sistem keuangan. Begitu pula dengan komputer dan laptop yang digunakan setiap hari—tidak semua pengguna perlu menjadi “admin“.
Endpoint Privilege Management (EPM) adalah solusi keamanan yang dirancang untuk mengatur siapa yang bisa mengakses apa di perangkat endpoint seperti laptop, desktop, dan server. Dengan prinsip least privilege, EPM memastikan bahwa setiap pengguna hanya punya hak akses minimum yang dibutuhkan untuk menjalankan tugasnya. Tidak lebih, tidak kurang.
Lewat EPM, hak istimewa pengguna bisa dikendalikan secara otomatis. Misalnya, jika seorang teknisi butuh akses admin untuk menginstal software tertentu, sistem akan memberikannya—tetapi hanya dalam jangka waktu terbatas dan hanya untuk tugas tersebut. Setelah selesai? Hak akses langsung dicabut kembali.
Lebih dari itu, EPM juga melakukan pemantauan aktivitas pengguna. Setiap tindakan, setiap akses, semuanya dicatat. Jadi jika ada yang mencurigakan, tim keamanan bisa langsung tahu dan bertindak cepat.
Mengapa Menjaga Keamanan pada Perangkat Endpoint Penting?
Ingat cerita karyawan baru tadi? Itu hanya satu contoh kecil dari bagaimana ancaman bisa masuk lewat endpoint. Sederhananya, endpoint adalah pintu-pintu kecil di seluruh organisasi Anda. Semakin banyak pintu, semakin banyak peluang bagi penyusup untuk masuk.
Statistik cukup mengerikan menunjukkan bahwa laporan terbaru Kominfo lebih dari 80 persen serangan siber pada 2024 dimulai dari endpoint yang lemah. Mulai dari malware, phishing, hingga ransomware yang menyasar titik yang sama: perangkat yang digunakan sehari-hari oleh karyawan.
Ransomware, misalnya, bekerja dengan mengenkripsi data penting Anda dan meminta tebusan agar bisa mengaksesnya kembali. Dalam CrowdStrike 2025 Global Threat Report, sekitar 52 persen serangan ransomware berasal dari kompromi akses awal, yang melibatkan pencurian kredensial atau penyalahgunaan perangkat yang tidak terkelola.
Selain itu, endpoint juga kerap jadi sasaran empuk untuk pencurian data. Bayangkan jika seorang karyawan bisa mengakses data keuangan, kemudian tanpa sepengetahuan perusahaan, mengirimkan file tersebut ke email pribadinya. Tanpa EPM, kejadian seperti ini bisa dengan mudah terjadi.
Endpoint protection tradisional seperti antivirus atau firewall saja tidak cukup. Yang dibutuhkan adalah kontrol yang lebih dalam, termasuk kontrol atas siapa yang bisa melakukan apa, kapan, dan dalam kondisi seperti apa. Di sinilah EPM berperan penting.
Keuntungan Menggunakan Endpoint Privilege Management
Implementasi Endpoint Privilege Management (EPM) memberikan berbagai manfaat strategis bagi bisnis, terutama untuk memperkuat keamanan endpoint dan meningkatkan efisiensi operasional. Salah satu keuntungan utama EPM yakni untuk pengendalian akses yang lebih ketat dan proteksi data sensitif.
Melalui kontrol hak akses granular, hanya pengguna berwenang yang dapat menjalankan aplikasi tertentu atau mengakses data penting, sehingga risiko kebocoran atau penyalahgunaan informasi bisa ditekan secara signifikan. EPM juga membantu perusahaan dalam memenuhi regulasi keamanan dan kepatuhan, seperti GDPR, PCI DSS, dan standar pemerintah lainnya.
Dengan kemampuan untuk mengotomatisasi pemberian hak akses serta mencatat seluruh riwayat aktivitas pengguna, proses audit dan pelaporan menjadi lebih cepat, akurat, dan mudah dipertanggungjawabkan. Di sisi lain, dengan menghapus hak admin lokal yang tidak perlu, EPM mampu mengurangi attack surface pada endpoint, menjadikannya lebih tahan terhadap serangan berbasis privilege escalation maupun infeksi malware.
Tak hanya soal keamanan, EPM juga meningkatkan efisiensi operasional. Kebijakan hak akses yang terpusat dan otomatis mengurangi intervensi manual tim IT, mempercepat proses persetujuan akses Just-In-Time, dan tetap menjaga produktivitas pengguna tanpa mengorbankan keamanan. Fitur monitoring dan logging mendetail dalam EPM juga memungkinkan deteksi dini ancaman serta respons insiden yang lebih cepat dan terarah, karena organisasi dapat melacak aktivitas abnormal secara real-time.
Di samping itu, EPM merupakan solusi yang dapat mencegah zero-day attack. Seperti diketahui bahwa mayoritas peretas menginisiasi serangan menggunakan aplikasi bawaan OS seperti Command Prompt (CMD) dan PowerShell yang umumnya membutuhkan privilege admin. Dengan membatasi penggunaan aplikasi tersebut, termasuk untuk user HR, Marketing, dan Sales, maka secara tidak langsung telah menutup potensi celah keamanan. Pembatasan privilege juga dapat mencegah aplikasi yang tidak terinstal dan unlisted pada policy, sehingga dapat mencegah malware yang tidak sengaja terunggah berjalan di aplikasi.
Baca Juga: Memahami IAM, Fondasi Keamanan dan Efisiensi Bisnis Modern
Endpoint Privilege Management vs Endpoint Management
Endpoint privilege management dan endpoint management kerap dianggap sebagai dua hal yang sama. Faktanya, keduanya memiliki fokus dan fungsi berbeda yang saling melengkapi.
Jika endpoint management berfokus pada pengelolaan perangkat secara menyeluruh, mulai dari deployment, patching, instalasi aplikasi, hingga monitoring kinerja. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh perangkat dalam jaringan tetap aman, up to date, dan berjalan sesuai kebijakan IT perusahaan. Endpoint management dapat menjaga stabilitas dan visibilitas perangkat.
Sementara itu, endpoint privilege management merupakan bagian khusus dari endpoint management yang secara spesifik mengatur kontrol hak istimewa pengguna dan aplikasi di endpoint. Dengan kata lain, EPM dapat membantu melindungi dati potensi penyalahgunaan akses, insider threat, dan eskalasi hak istiwa yang berlebihan.
EPM menambahkan lapisan keamanan tambahan dengan menerapkan prinsip least privilege, memastikan bahwa aplikasi atau pengguna hanya memiliki akses minimum yang dibutuhkan untuk menjalankan tugasnya. Misalnya, kendati sebuah aplikasi sudah terinstal melalui MDM, EPM memastikan bahwa aplikasi tidak dapat dijalankan dengan hak admin kecuali telah mengantongi izin.
Solusi Endpoint Privilege Management dari Magna
Smartnet Magna Global sebagai pemimpin solusi teknologi di Indonesia menyediakan solusi Endpoint Privilege Management yang komprehensif untuk bisnis. Solusi ini dapat diintegrasikan ke dalam ekosistem keamanan perusahaan berkat kerja sama Magna dengan berbagai perusahaan global, seperti salah satunya BeyondTrust.
Produk BeyondTrust EPM membantu perusahaan mengelola akses istimewa pada sistem kritis dan endpoint (server, workstation, dan perangkat) secara aman. Dengan begitu, perusahaan dapat menerapkan kebijakan hak istimewa secara terpusat yang disesuaikan dengan kebutuhan, sekaligus meminimalkan risiko kebocoran data dan ancaman insider.
6 Fitur Unggulan EPM Magna
Solusi endpoint privilege management Magna menawarkan enam fitur unggulan berikut.
- Opsi Deplay Terpusat (On-Premises dan Cloud)
Fleksibilitas implementasi, baik di infrastruktur on-premises dan cloud tanpa memerlukan proses instalasi yang rumit.
- Dukungan Multi-Platform
Mendukung berbagai sistem operasi (Unix, Linux, Windows, dan Mac) dengan integrasi Active Directory (AD) bridging, memastikan kebijakan hak istimewa secara konsisten di semua perangkat.
- Managemen Kerentanan
Dilengkapi fitur vulnerability scanning yang dapat menambal sekaligus memperbaiki celah keamanan di endpoint.
- Dashboard Terpusat
Pengelolaan secara terpusat untuk mendapatkan visibilitas penuh, sehingga tim IT dapat memantau status hak istimewa dan menampilkan kejadian keamanan secara komprehensif.
- Integrasi dengan Sistem Keamanan Lain
Kemudahan integrasi dengan sistem PAN, SIEM, dan endpoint security lain untuk memberikan lapisan keamanan ekstra (defense-in-depth).
- Dukungan Teknis Profesional
Dapatkan layanan konsultasi dan dukungan adter-sales, termasuk pelatihan penggunaan sistem untuk memastikan implementasi EPM berjalan mulus tanpa kendala.
Dapatkan Solusi Endpoint Privilege Management dari Smartnet Magna Global
Smartnet Magna Global (SMG) sebagai bagian dari CTI Group, menghadirkan solusi endpoint privilege management untuk memastikan endpoint terlindungi dari potensi penyalahgunaan, insider threat, dan eskalasi hak istimewa secara berlebihan. Saatnya kontrol hak istimewa pengguna dan aplikasi di endpoint untuk memastikan data bisnis dan endpoint tetap aman terlindungi.
Segera hubungi tim Magna dengan mengklik link ini untuk memulai tahap konsultasi agar tim kami dapat membantu Anda mengimplementasikan solusi endpoint privilege management secara tepat.
Penulis: Ervina Anggraini – Content Writer CTI Group