Industri perbankan kini menghadapi tekanan transformasi digital yang semakin kuat. Perusahaan fintech dan bank digital dituntut untuk hadir dengan layanan yang lebih cepat, lincah, dan efisien. Dikutip dari The Economic Times, Boston Consulting Group menunjukkan bahwa pendapatan bank-bank digital tumbuh 85-100% CAGR dalam lima tahun terakhir. Angka ini jauh melampaui bank-bank tradisional yang hanya tumbuh 10-15%.
Bagi bank di Indonesia, kondisi ini menjadi peringatan serius. Tanpa modernisasi infrastruktur IT, sulit untuk mempertahankan relevansi di tengah kompetisi digital.
Selain itu, ekspektasi nasabah juga semakin tinggi. Mereka menuntut layanan real-time, aman, selalu tersedia 24/7, serta terhubung dengan ekosistem digital seperti mobile banking, pembayaran instan, dan fintech. Sayangnya, data center tradisional sering kali menjadi hambatan karena biaya tinggi, pengelolaannya yang kompleks, dan keterbatasan skalabilitas.
Apa itu Hyperconverged Infrastructure (HCI)?
Hyperconverged Infrastructure (HCI) adalah pendekatan modern dalam membangun data center dengan menggabungkan komputasi, penyimpanan, dan jaringan dalam satu platform terintegrasi. Jika dulu infrastruktur IT harus dikelola secara terpisah dengan hardware yang berbeda, HCI menyederhanakannya menjadi sebuah sistem yang lebih efisien dan mudah dikelola.
Dengan HCI, bank tidak lagi terbebani kompleksitas infrastruktur tradisional. Semua komponen dapat dipantau dan dikendalikan melalui satu interface terpadu, sehingga proses deployment, skalabilitas, hingga pemulihan bencana bisa dilakukan lebih cepat dan fleksibel.
HCI vs Infrastruktur Tradisional: Apa Bedanya?
Data center tradisional pada umumnya terdiri dari server, storage, dan jaringan yang dikelola secara terpisah. Setiap komponen membutuhkan pengaturan manual, lisensi software berbeda, dan tim IT dalam jumlah banyak untuk menjaga semuanya tetap berjalan. Model ini cenderung mahal, rumit, dan sulit untuk diperluas mengikuti kebutuhan digital banking yang terus berkembang.
Sebaliknya, Hyperconverged Infrastructure (HCI) menyatukan semua komponen tersebut dalam satu platform software-defined. Dengan manajemen terpadu, bank dapat mempercepat deployment layanan, meningkatkan efisiensi biaya, dan mengurangi risiko human error. Inilah yang membuat HCI jauh lebih cocok untuk mendukung kebutuhan perbankan modern dibandingkan infrastruktur tradisional.
Mengapa Bank Membutuhkan Hyperconverged Infrastructure?
Dalam dunia digital banking, kecepatan dan keandalan menjadi kunci. HCI membantu bank untuk:
- Meningkatkan agility: Menambah kapasitas layanan hanya dalam hitungan menit.
- Mengurangi biaya operasional: Kebutuhan hardware berkurang dan pengelolaannya lebih efisien.
- Meningkatkan keamanan dan ketersediaan: Layanan tetap berjalan meski terjadi gangguan, memastikan pengalaman nasabah tidak terganggu.
- Mendukung integrasi digital: Mulai dari aplikasi mobile banking, layanan pembayaran real-time, hingga ekosistem fintech.
HCI menghadirkan fondasi teknologi yang dapat mendukung bank bersaing setara dengan challenger banks, tanpa harus membangun infrastruktur baru dari nol.
Baca Juga: Infrastruktur IT Lama Kian Membebani? Saatnya Migrasikan VM ke Cloud Sekarang!
Mulai Transformasi Infastruktur IT Bersama Smartnet Magna Global
Smartnet Magna Global (SMG), bagian dari CTI Group, siap mendampingi bank dan institusi keuangan dalam transformasi HCI. Mulai dari konsultasi, desain arsitektur, implementasi, hingga layanan managed services 24/7. Semua ini didukung pengalaman dan kemitraan strategis SMG.
Dengan solusi ini, bank mendapatkan infrastruktur cepat, aman, hemat biaya, dan siap mendukung layanan digital yang selalu tersedia untuk nasabah.
Hubungi SMG melalui link ini dan mulai perjalanan transformasi IT Anda sekarang.
Author: Moyna Farla Tsabitah