Pernahkah Anda merasa sistem on-premise kurang fleksibel, tetapi migrasi penuh ke cloud terasa terlalu berisiko? Faktanya, 73% perusahaan global kini mengadopsi strategi infrastruktur hybrid cloud agar dapat mengikuti perkembangan dalam era transformasi digital (Flexera 2024 Report). Angka tersebut membuktikan bahwa infrastruktur hybrid cloud menjadi krusial untuk diadopsi dalam mendukung operasional mereka.
Artikel ini akan mengupas strategi untuk membangun bisnis dan mengoptimalkan arsitektur hybrid cloud yang aman, efisien, dan scalable menggunakan Google Cloud, khususnya melalui Google Anthos.
Infrastruktur Hybrid Cloud: Definisi dan Manfaatnya
Infrastruktur hybrid cloud merupakan suatu sistem yang menggabungkan penggunaan layanan on-premise dengan layanan cloud publik. Infrastruktur ini memberikan fleksibilitas bagi perusahaan untuk menjalankan workload sensitif pada infrastruktur lokal, sembari memanfaatkan skalabilitas cloud publik untuk kebutuhan yang berubah-ubah. Selain itu, model ini membantu perusahaan memenuhi persyaratan compliance dan data residency.
5 Langkah Jitu Memaksimalkan Infrastruktur Hybrid Cloud dengan Google Cloud
Infrastruktur hybrid cloud dapat dimaksimalkan dengan beberapa langkah atau strategi, yaitu:
Lakukan Assessment Infrastructure yang Komprehensif
Langkah awal untuk memaksimalkan infrastruktur hybrid cloud adalah dengan menggunakan Google Cloud’s Migration Center untuk menganalisis kesiapan workload, mengidentifikasi aplikasi yang cocok untuk tetap on-premise, serta memperkirakan biaya dan ROI dari proses migrasi ke cloud.
Terapkan Arsitektur Modern dengan Kubernetes
Google Kubernetes Engine (GKE) yang terintegrasi dalam Anthos membantu perusahaan mengelola cluster secara konsisten dalam semua environment. GKE juga mendukung auto-scaling berbasis permintaan, dan integrasi pipeline CI/CD secara native.
Optimalkan Konektivitas Hybrid
Google Cloud menyediakan solusi konektivitas seperti Cloud Interconnect untuk koneksi dedicated high-speed, Network Tiers untuk efisiensi biaya dan performan, serta Traffic Director untuk load balancing lintas wilayah.
Automasi Deployment dan Infrastruktur
Google Cloud mendukung automasi provisioning dan pengelolaan sumber daya hybrid cloud melalui pendekatan Infrastructure as Code (IaC). Dengan memanfaatkan Terraform, Cloud Deployment Manager, serta integrasi CI/CD pipeline lewat Cloud Build dan Cloud Source Repositories, perusahaan dapat mempercepat proses deployment dan memastikan infrastruktur dibangun secara konsisten dan efisien.
Pastikan Keamanan End-to-End
Keamanan hybrid cloud dijaga melalui berbagai fitur keamanan terintegrasi dari Google Cloud. Beberapa di antaranya adalah BeyondCorp Enterprise (prinsip Zero Trust) yang membantu mengakses tanpa VPN dengan kontrol berbasis identitas dan perangkat, Cloud Armor untuk proteksi terhadap serangan DDoS dan kontrol akses berbasis IP, serta Data Loss Prevention (DLP) yang membantu mengidentifikasi dan melindungi data sensitif yang tersebar di berbagai sistem.
Keunggulan Menggunakan Infrastruktur Hybrid Cloud
Penggunaan hybrid cloud memberikan berbagai keuntungan yang berdampak langsung pada perusahaan. Dengan sistem yang fleksibel, perusahaan dapat mengatur workload berdasarkan prioritas bisnis dan sumber daya yang tersedia. Hal ini juga dapat mempengaruhi penghematan biaya, terutama karena perusahaan hanya membayar kapasitas cloud sesuai kebutuhan dan dapat memaksimalkan infrastruktur yang sudah ada.
Selain efisiensi, keamanan juga menjadi salah satu keuntungannya. Hybrid cloud membantu penerapan kebijakan keamanan terpusat, sehingga lebih mudah mengontrol data dan menjaga integritas sistem. Di sisi lain, kemudahan integrasi dan kolaborasi antar tim turut meningkat. Terlebih lagi, kemampuan analitik Google Cloud yang canggih mendukung analisis data real-time, membantu perusahaan mengambil keputusan strategi secara lebih cepat dan akurat.
Solusi Google Cloud untuk Menjalankan Infrastruktur Hybrid
Google Cloud menghadirkan solusi hybrid yang tangguh dan fleksibel melalui Google Anthos, sebuah platform hybrid dan multi-cloud terdepan yang dirancang untuk mendukung manajemen aplikasi lintas lingkungan. Google Anthos membantu manajemen terpusat terhadap aplikasi yang berjalan di berbagai infrastruktur—baik di Google Cloud, data center on-premise, maupun di cloud lain seperti AWS dan Azure melalui fitur Anthos Multi-Cloud.
Fitur utama dari Anthos mencakup konsistensi oeprasional di semua lingkungan, security policy yang terpusat, serta service mesh terintegrasi untuk mengelola komunikasi antar layanan secara aman dan efisien. Dengan pendekatan open platform, Anthos juga mendukung workload berbasis container maupun virtual machine, menjadikannya solusi yang ideal untuk modernisasi infrastruktur sekaligus menjaga sistem legacy tetap berjalan optimal.
Baca Juga: Infrastruktur IT Lama Kian Membebani? Saatnya Migrasikan VM ke Cloud Sekarang!
Migrasi Hybrid dengan Google Cloud: Apa yang Perlu Dipersiapkan
Migrasi ke infrastruktur hybrid cloud membutuhkan perencanaan yang matang agar transisi berjalan lancar dan minim gangguan. Langkah pertama adalah mengidentifikasi workload dan data mana yang akan dimigrasikan ke cloud, dan mana yang sebaiknya tetap berada di on-premise. Setelah itu, perusahaan perlu memastikan kesiapan infrastruktur jaringan, termasuk bandwidth yang memadai untuk mendukung konektivitas hybrid. Di tahap ini, banyak perusahaan memilih memulai dari workload non-kritis, karena proses migrasi secara umum membutuhkan waktu antara 3 hingga 6 bulan, tergantung pada kompleksitas sistem yang dimiliki.
Selain persiapan teknis, faktor sumber daya manusia juga perlu diperhatikan. Tim IT sebaiknya mendapatkan pelatihan terkait pengelolaan multi-environment dan penggunaan tool monitoring terpadu untuk menjaga visibilitas operasional. Penetapan service level objectives (SLOs) juga penting sebagai acuan kualitas layanan. Perusahaan tidak perlu khawatir harus menulis ulang aplikasi, karena Google Anthos mendukung baik aplikasi modern berbasis container maupun sistem legacy berbasis virtual machine. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah untuk memastikan penyusunan disaster recovery plan sebagai bagian dari strategi mitigasi risiko, guna menjaga kelangsungan bisnis jika terjadi gangguan sistem. Dari sisi biaya, Anthos menggunakan model subscription berbasis vCPU, dan tersedia potongan harga bagi pelanggan dengan komitmen jangka panjang.
Mulai Transformasi Hybrid Cloud Anda Bersama Smartnet Magna Global
Transformasi digital yang efektif tidak lagi dapat mengandalkan satu jenis infrastruktur saja. Hybrid cloud menajdi pendekatan strategis yang memberikan keseimbangan antara fleksibilutas cloud publik dan kontrol dari sistem on-premise. Dengan solusi seperti Google Anthos, perusahaan dapat mengelola workload lintas lingkungan secara konsisten dan aman, sekaligus mengadopsi inovasi baru tanpa mengorbankan sistem yang sudah berjalan. Kini saatnya membangun fondasi hybrid cloud yang tangguh dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Sebagai bagian dari CTI Group, Smartnet Magna Global (SMG) hadir sebagai mitra terpercaya dalam perjalanan transformasi cloud Anda. Sebagai Google Cloud Partner, SMG menyediakan berbagai layanan mulai dari assessment infrastruktur gratis, proof or concept (PoC) skala terbatas, hingga pelatihan tim internal dan dukungan migrasi end-to-end.
Hubungi kami melalui link ini untuk solusi cloud terbaik bagi perusahaan Anda!
Author: Moyna Farla Tsabitah
CTI Group Content Writer Intern