Kasus kebocoran data kini menjadi kenyataan pahit yang menimpa banyak organisasi. Menurut laporan IBM Cost of a Data Breach 2025, rata-rata biaya global akibat kebocoran data mencapai US$4,44 juta.
Laporan yang sama mengungkap 16 persen kebocoran data disebabkan phishing, insider threats memicu kerugian sekitar US$4,92 juta yang menjadikannya paling mahal, serta celah di supply chain yang mengakibatkan deteksi dan penanganan memakan waktu hingga 267 hari.
Sementara di Indonesia, kasus kebocoran data banyak terjadi di kalangan lembaga pemerintahan dan perusahaan swasta. Yang terbaru, kasus kebocoran data menimpa salah satu perusahaan logistik, di mana sejumlah data sensitif seperti NIK, alamat, nomor ponsel, hingga nomor kartu kredit bocor yang dijual di dark web.
Kasus Penyebab Kebocoran Data di Indonesia

Indonesia kerap menjadi sorotan global akibat maraknya kasus kebocoran data dalam beberapa tahun terakhir. Mulai dari kasus kebocoran data terbaru menimpa salah satu perusahaan logistik, di mana 81 juta data pelanggan dijual di dark web, dugaan akses ilegal terhadap data KPU, hingga kebocoran yang menimpa lembaga keuangan negara.
Serangkaian kasus ini menegaskan rapuhnya pengelolaan keamanan informasi negara di berbagai sektor. Faktor penyebabnya beragam, mulai dari lemahnya enkripsi, sistem keamanan yang tidak ter-update, kelalaian pihak ketiga, hingga kurangnya kesadaran organisasi untuk melindungi data pelanggan.
Tren ini seakan membuktikan bahwa kebocoran data kini bukan lagi ancaman hipotetis, melainkan telah menjadi realita yang dapat merugikan jutaan orang hingga merusak reputasi bisnis.
Apa Saja Penyebab Kebocoran Data Internal?

Kebocoran data dapat disebabkan oleh serangan eksternal hingga kelalaian tim internal. Dalam banyak kasus, aspek internal perusahaan justru menjadi penyebab kebocoran data yang sama berbahayanya dengan serangan eksternal. Berikut lima penyebab utama kebocoran data internal:
- Human error, termasuk mengirimkan data sensitif ke alamat yang salah atau menggunakan password dengan kombinasi yang lemah.
- Kelalaian karyawan, seperti akses data tanpa otorisasi atau penggunaan perangkat pribadi yang tidak aman.
- Inside threats, yaitu ketika karyawan atau mantan karyawan dengan sengaja membocorkan data karena motif dendam atau faktor finansial.
- Kurangnya kebijakan keamanan, seperti tidak Role-based Access Control atau monitoring aktivitas karyawan.
- Minimnya edukasi keamanan, sehingga staf tidak menyadari bahaya phishing, social engineering, atau ancaman malware.
3 Tips Mudah Mencegah Kebocoran Data Internal dari SMG
Smartnet Magna Global (SMG) sebagai perusahaan konsultasi IT berpengalaman dalam implementasi keamanan informasi merekomendasikan tiga langkah mudah berikut untuk mencegah kebocoran data internal.
1. Dual Custody
Terapkan mekanisme dua pihak untuk akses data kritikal, sehingga tidak ada satu individu pun yang dapat mengakses data sensitif sendirian.
2. Segregation of Duty
Berikan wewenang dan tanggung jawab ke beberapa tim agar akses data tidak terpusat hanya pada satu pihak saja.
3. Role-based Data Governance
Tentukan hak akses sesuai peran atau jabatan. Misalnya, tim finance hanya dapat melihat data keuangan. Sementara tim IT terbatas hanya pada urusan maintenance, bukan isi datanya.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Privileged Access Management dan Manfaatnya untuk Bisnis
Privileged Access Management sebagai Solusi Kebocoran Data Internal
Untuk memastikan proteksi menyeluruh dari potensi kebocoran data internal, SMG merekomendasikan solusi Privileged Access Management (PAM). Solusi ini dapat membantu perusahaan menekan risiko kebocoran data internal, sekaligus meningkatkan kepercayaan stakeholder terkait pengawasan ketat terhadap data sensitif.
Solusi PAM dari SMG memiliki kemampuan utama di antaranya:
- Memberikan persetujuan akses (approval) hingga 3-layer untuk data kritikal.
- Visibilitas penuh terhadap siapa yang dapat mengakses data apa saja, kapan, dan dari mana.
- Membatasi hingga memantau penggunaan privileged account (akun dengan hak istimewa).
Implementasikan Solusi PAM Bersama SMG
Kasus yang dialami perusahaan logistik terkenal di Indonesia baru-baru ini seakan menjadi wakeup call di mana kebocoran data tidak selalu berasal dari pihak eksternal, ancaman internal juga lebih berbahaya. Smartnet Magna Global (SMG) menghadirkan pendekatan keamanan tepat, mulai dari dual custody, pembagian wewenang, hingga implementasi Privileged Access Management untuk memastikan perusahaan Anda lebih siap menghadapi ancaman ekternal dan internal.
Sebagai bagian dari CTI Group, SMG siap membantu bisnis Anda membangun sistem keamanan informasi yang kuat, andal, terstruktur dan sesuai standar internasional. Hubungi tim spesialis SMG sekarang di tautan ini untuk meningkatkan keamanan data bisnis Anda dari insider threats.
Penulis: Ervina Anggraini – Content Writer CTI Group

